Tuesday, October 23, 2012

Keris Teja Kinurung

profile
tampilan lengkap

tampilan ligan













Keris ini tangguh Tuban dengan tampilan Bhirawa (gagah) dan prima  pada pamornya , dikemas dengan warangka gayaman Surakarta dengan bahan kayu Cendana Wangi

Monday, October 22, 2012

Keris Pamor Tumpuk

tampilan  lengkap

Tmpilan ligan














Sekilas sangat mirip dengan Keris Saptawarna, karena dhapur yang sama yaitu tilam upih, begitupula tangguhnya yakni Majapahitan. Tampilan meyakinkan dari asal muasal koleksi ini yakni gayanman Nayogyakarta ditambah dhdedher tunggaksemi tayuman.

Saturday, September 22, 2012

Pamor Welang








Keris ini berdhapur Brojol diperkirakan tangguh Singasari pertengahan, kesan angker timbul karena tampilan besinya berkerut seperti kulit jeruk purut.

Friday, September 21, 2012

Keris Pamor Singkir ?

tampilan lengkap


Keris ini berdapur sempana luk sanga denag ricikan kembang kacang  tikel alis lambe gajah dan greneng. Keris ini berpamor adeg dengan garapan miring dan sangat rapat sehingga sulit dalam menampilkan pilahan besi dan pamor pada saat mewarangi. Diperkirakan tangguh majapahit namun ada yang menyebut dari Blambangan. bahkan ada yang mennyebutnya karya Mpu Singkir.Keris ini dikemas dalam warangka gayaman Surakarta dari kayu Trembalo pelet inden, dengan pendhok perak cukitan.



 

Friday, September 14, 2012

Keris Keleng

profile
tampilan lengkap

tampilan ligan


Keris luk sebelas ini dengan dhapur sabuk inten dengan kelengkapan tikel alis, sogokan rangkap , sraweyan, kembang kacang, lambe gajah , dan greneng.. Keris ini didapat sebagai kenangan dari tokoh perkerisan yang sangat kami hormati..

Thursday, June 14, 2012

Mantaka

tampilan warangka

tampilan lengkap

methuk susun dan mahkota padma
Tombak Jenggala ini merupakan pusaka yang beralih tangan turun temurun , dengan pamor keleng ukuran bilah 33 cm pesi 11 cm dan  diagonal penampang 2,4 cm

Tuesday, June 12, 2012

Lameng , pedang besar

tampilan lengkap
Pedang ini berukuran besar dilengkapi pamor lar gangsir yang sangat rapi sehingga mirip motif bathik parang. Warangka terbuat dari kayu nagasari dipadukan dengan cendana . Ukiran motif Rajamala dari kayu nagasari pula.

Sunday, June 10, 2012

Limaran , tombak panjang

tampilan lengkap

methuk limaran

bungkalan pamor









Tombak panjang ini mirip mantaka ( tombak tlorong ) dilengkapi methuk berhias butiran tasbih keliling.. Pamor adeg dengan bungkalan di ujungnya. Diperkirakan jaman Kerajaan Demak.

Saturday, June 9, 2012

Gumbeng , Keris Besar

tampilan ligan

dibalut warangka

bandingan






Sebuah karya dari Bumi Pasundan mirip kebolajer dengan gandhik tipis panjang, dengan ukuran istimewa gemuk sekitar 3 kali keris standart. dilengkapi dengan warangka sandang walikat dari kayu cendana dan  ukiran rare kagok.

Tuesday, May 8, 2012

Blakas apa wedhung ya ?

Side 1

side 2
alat kerja adat
Ini merupakan pusaka yang digunakan dalam upacara keagamaan yang sekilas mirip dengan wedhung Jawa. Merupakan golok pendek dari Bali dengan bilah datar di satu sisi sedangkan sisi yang lain ditajamkan. Pusaka ini dihias inlay bentuk swastika dan di sisi lain di ukir wayang hanuman. Bagian sor-soran terdapat lekukan ron dha. dan di pinggung blakas terdapat 9 simbang yang diperkirakan untuk menandai generasi yang telah menggunakan sebelumnya.

Sunday, May 6, 2012

Kelewang Sasak

profile


sor-soran

ujung bilah
hulu          
Sebenarnya ini pedang Jawa dengan rangka  Dari Sasak teknik tempa dari baja yang dilebur tetapi tidak dilipat lipat dan bentuk pedhang ini lebih mendekati dhapur sokayana hanya saja mempunyai kruwingan dan sraweyan dan di inlay kalimat syahadatain.
Hulu pedang dari tanduk kerbau berukir dan warangka dibungkus perak.

Saturday, May 5, 2012

Pedang Kalawijan

profile

tampilan lengkap
tampilan lengkap

ligan
close up sor-soran























Pedang ini merupakan bentuk kalawijan karena mempunyai kembang kacang , ganja iras dan pejetan.
Pamor meteorit membentuk pola gedhong renteng yang mengandhung harapan kuat kebandhan ( berlimpah rizqi ) diperkirakan dibuat jaman Mataram. Dhedher Rajamala mondholan dan warangkanya terbuat dari cendana wangi.

Saturday, March 24, 2012

cerita 9 , ganja

Ganja ... Yang Dilarang dan Tidak



Sebul leyeh - leyeh di lincak pekarangan yang ada pohon matoa yang brindhil daunnya dimakan uler srengenge. Sepoi angin membawa harumnya dedaunan kering yang digelar di kertas koran, hmm... melegakan hati. Satu dua isapan rokok lintingan dia nikmati , kebul ... kebul ... dan kebul. Tiba – tiba datang Palet, seperti biasa muka suntrut menyertainya, tanpa basa basi nyelonong masuk pekarangan dengan membawa sejuta rasa bingung.

 Sebul :
Oo ... Kang Palet ,  mari duduk sini kita omong – omong kosong ! ini lho menikmati lintingan sendiri .

Palet :
Ngawur kamu , siang begini nglinting di pekarangan, ganja sebanyak itu digelar terbuka tanpa tedeng aling – aling. Ditangkap polisi baru tahu rasa !

 Sebul :
Ngawur, ini bukan ganja yang aku linting mbako Srinthil Boyolali yang di jemur itu teh yang kewutahan wedang. Makanya aku leyeh leyeh di sini sambil nunggu teh itu kering lagi makanya aku suruh Kakang mampir biar ikut menikmati teh Tambi ini ! Kelihatannya sudah kering , biar disedu istriku dulu dan mari kita nikmati.

Palet :
Wah, maaf telah berprasangka buruk, ini lho aku dari counter tosan aji di pasar, eh ada macam - macam bentuk ganja ya ada yang aku beli untuk ngganti yang sudah prothol.

Sebul :
Wah bagus itu ! Mari Kang kita lihat satu persatu ! Nah ini yang namanya Ganja kelap lintah , bentuknya melengkung bagian kepet dan cocornya, lucu seperti posisi lintah berenang , yang ini wilud seperti kelap lintah tapi kepetnya tidak nyunthang gelung ke atas tetapi searah dengan cocornya. Sedangkan yang badannya bila dilihat dari bentuk atasnya dlujur lurus ini namanya bathok mengkureb , dan yang ujungnya agak menjuntai ke bawah namanya sebitrontal.

Palet :
Ntar dulu , yang disebut cocor itu bagian yang depan ? dilengkukan belakang kepala ini disebut gulu melet , trus yang paling gendut namanya wetengan dan bagian belakangnya adalah sebitron dan kepet.


Sebul :
Naaah pinter ! sekarang perhatikan bentuk kepetnya ada dua macam yakni yang papak mbuntut urang, dan yang lancip nguceng mati, demikian juga cocornya dibedakan dengan menter, woh mlinjo dan lancip.

Palet :
Lha gulu meletnya kok ada yang landhung panjang dan ada yang sengkek pendek ?

Sebul :
Biasanya bentuk ganja masing – masing menjadi ciri tangguh tertentu atau Mpu tertentu. Contohnya bentuk ganja yang mbuweng dengan bagian bawah yang oval tidak tajam, dann terlihat bagaian bawah lebih tebal dari pada atasnya kebanyakan terdapat pada tangguh Singasari. Sedangkan tangguh Pasundan sepuh akan menampilkan ganja yang lebih tinggi.

Palet :
Kalau menurut tampilan pamor pada ganja apa yang bisa dibedakan ?

Sebul :
Yang berlapis memanjang sepanjang ganja disebut ganja maskumambang , bila pamornya melintang dinamakan ganja sampir, sedangkan bila pamor tersebut memenuhi disebut ganja sekar, dari tampilan pamor pada ganja ini orang dapat memperkirakan jenis pamor yang ada pada bilah keris.

Palet :
Lha ini kok nggak ada apa apanya ? dan satu keris di rumahku kok ganjanya langsung dari bilahnya ?

Sebul :
Itu ganja wulung , sengaja dibuat dari besi luluhan tanpa pamor , biasanya dibuat untuk melengkapi keris yang ganjanya hilang atau karena ganjanya dibuat bahan keris putran pusaka tertentu. Sedangkan ganja yang dibuat berikut bilahnya dinamakan ganja asihan ada yang menyebut ganja iras.

Palet :
Wah klo begitu tidak perlu aku lepas, pantesan nggak bisa ! Wis ya Dhi aku tak bali , trims teh hitamnya.

Kasihan Kang Palet , jalannya tertatih – tatih, beban keluarganya banyak, urusan pelestarian tosan aji masih saja dicampuir dengan dapur, yang seringkali keblondrok diakali orang, demikian kira kira dalam benak Sebul , yang mulai nglekar sambil bul ... ssssb.... bul ....  ssssb .. bul .

 oo0oo

Ganja
Ganja wilut
ganja wuwung
Ganja dan pesi
Gabja Kinatah

Friday, March 23, 2012

Cerita 8 , Pamor ....


 Pamor  Dan  Pamer Pamor


Sungguh pemandangan yang mengherankan, suatu malam empat orang yang  setengah tua  dan tidak menyadari bahwa telah memiliki banyak anak. Mereka berunding untuk menelaah tosan aji yang mereka bawa, dan tempatnya tidak lazim yakni di cakruk ( pos jaga malam ) sambil menunggu giliran keliling kampung.  ribut jelas terjadi sebab berawal dengan bayangan pemikiran masing masing yang dipaksakan untuk diakui. Dan tidak ada penengah yang kompeten. Adanya adu keras suara agar tambah hot,  ada yang meyakinkan bahwa kepunyaanya yang paling bagus dan tersohor. Seperti apa ya ?

Palet :
 Ini aku bawakan tombak karya Empu Supa pamornya pedaringan kebak dan ada  udan mas tibannya , ini baru pantas dipusakakan. Mau dibandingkan dengan tombak Sengut boleh saja , kepunyaan dia kan menang besar saja, lajer dan pamornya tidak jelas pesinya mulus banget. Itu kan baru dibeli dari kaki lima dan asal mulanya  tidak meyakinkan.

 Sengut :
Cari maksiat ? Biarpun aku sering melakukan kesalahan dalam etika tosan aji, tapi kali ini kamu yang keliru ! Memang saya akui ini tombak baru tapi digarap oleh Mpu masa kini ya jelas masih mulus dan aku memang pesan dengan menggunakan pakem yang benar dan pamor yang digarap rapi. Ini tombak naga penganten saya memesan dengan meniru milik kolektor top nasional dan sudah seijin beliau , sehingga Sang Empu berkenan mengerjakan bahkan pamornya dibuat lar gangsir yang susah untuk pengerjaannya. Yang kedua aku tidak mau mencari cacat tombak pusakamu yang aku sayangkan hanyalah sikap cerobohmu dalam mempusakakan tosan aji, lihat saja kebetulan aku juga membawa tombak dengan dapur yang sama , kelihatannya besarnya sebanding tapi perhatikan, luk nya ada tiga belas sedangkan kepunyaanmu tinggal sebelas, terus methukmu juga sudah hilang, herannya kamu mau , dan bodohnya kamu percaya kepada pedagang keris dengan membabi buta , sehingga percaya saja kalau itu dikatakan dari Empu top. Padahal sudah banyak bukti bahwa karya Mpu Supa itu bukan produk massal, bahkan penggarapannya juga tidak ceroboh. Hanya dengan modal hafal cerita pedagang , kamu mau pamer kepandaian ? malu dong !

Sebul :
Jeralah kamu , Kang Palet ? Sekarang Sengut sudah mau belajar sehingga tiba tiba bisa mengutarakan kebenaran , lain dari kebiasaannya yang pembohong.

Palet :
Haiyah , itu kan karena kermasukan setan ahli , sehingga dia bisa berkilah  seperti itu !

Merdhah :
Soal ilmu eksoteri tidak membutuhkan ritual kemasukan , cobalah berani mengakui kekurangan diri sendiri . Kalau tidak mau belajar ya tertinggal oleh yang lainnya , ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi . Meskipun kita bisa membandingkan bahwa jaman dulu serba terbatas , seorang Mpu harus memilah pasir besi sendiri , mengumpulkan kayu bakar yang nyalanya stabil terus mencari penempa yang mau berkarya sambil puasa dan diajak bersusah payah belajar , sehingga terjadi learning by doing bagi para panjak. Belum lagi untuk mendapatkan bahan pamor, biasanya mereka menggunakan bahan dari batu meteor dengan memisahkan unsur nikel , dan titanium dari unsur mineral non logam  lain , kalau jaman sekarang sudah ada tambang nikel secara khusus sehingga sudah pantas kalau tosan aji karya saat ini lebih kaya pamor . Sehingga dapat ditandai tangguh jaman tertentu dengan melihat komposisi pamor dan blak secara umum.

Palet :
Bukankah menyelamatkan karya Mpu jaman dahulu juga merupakan usaha pelestarian budaya ? Dan aku juga punya yang pamornya hanya ada di bungkul, bagian lain tidak.

Merdhah ;
Benar, tapi jangan mempengaruhi orang bahwa keris itu buatan Mpu tertentu seperti cerita penjual keris, kita bedakan antara gosip dengan pendekatan generalisasi estimasi darimana asal keris. Sedangkan kerismu itu namanya berpamor triman artinya dibuat dalam kondisi persediaan pamor yang minim, tetapi ada juga yang karena aus pada bilah atasnya sehingga hanya tinggal di bagian bawah.

Sebul :
kepunyaanku ada pamor yang berbeda pada setiap sisi bilahnya. Ini yang dapur Sengkelat pamor depannya blarak sineret sedangkan bilah sebaliknya berpamor ron genderu. Sementara yang lain berdapur Jalak sangu tumpeng dengan sisi bilah depan tanpa sogokan sedangkan di baliknya ada sogokan rangkap, jadi kalau dihadapkan kekiri berdapur jalak sangu tumpeng tapi kalau dihadapkan ke kanan berdapur apa ya ?

Merdhah :
Coba aku ikut melihat ! Aku pakai kaca pembesar ya ! Waah ... tingkat ausnya pada sogokan dengan bagian yang lain kok sangat berbeda, maaf agaknya keris ini sudah diubah satu sisi. Dan kalau kita memakai prinsip bahwa keris dibuat dalam satu dhapur , maka keris dengan dua identitas agak jauh dari pakem . Sedangkan keris sengkelatmu ini memang langka pamornya , namanya tangkis dan itu masih ada pakemnya.

Sengut :
Lha itu ada pamor yang muncul  satu titik dan lebih mengkilat itu apa ? Ceblokan baru ya ?


Merdhah :
Pamor ceblokan memang disusulkan tetapi berwujud pola tertentu atau lambang tertentu yang sengaja dipesan oleh pemiliknya, adapun bagian pamor yang nampak lebih mengkilat itu disebut munggul pamor , terjadi karena kerasnya bahan pamor ketika ditempa dan tidak menggabung pada besi dan pamor yang lain sehingga terlihat nengil begitu sementara bahan di sekelilingnya sudah aus termakan usia .

Sebul :
Jadi pamor itu ada yang direncanakan dan ada yang tidak ? Seperti kepunyaan Kang Palet yang katanya ada pamor tiban, kemudian munggul pamor sedangkan pamor rekan seperti pada sengkelatku.

Sengut :
Ya memang ada yang disebut anukarta dan jewalana, namun dari segi teknik ada yang dinamakan pamor mlumah seperti pedaringan kebak, udan mas dan yang bulat bulat lainnya, sedangkan pamor miring seperti irisan contohnya adeg, mrambut, ujung gunung, abala raja, lar gangsir, jarot asem, blarak sineret, naga rangsang , dan lain lainnya.

Palet :
Lha kalau yang namanya raja gundala itu apa seperti ini ? di bagian sor-soran keris ini ada gambar mirip Mchael Jackson , nih lihat hebatkan, ternyata kerisku sudah go public.

 Sebul :
Wah , penyakit sok nya Sengut berpindah ke Kang Palet, setahuku yang namanya pamor raja gundala itu menunjuk gambaran yang jelas tentang hewan maupun sosok manusia , syaratnya tiban, dan cara melihatnya bukan  dengan mempengaruhi orang lain. Coba saja kalau  seratus orang disuruh melihat tanpa diembel - embeli cerita dari pemiliknya, kemudian setiap orang tersebut mengatakan hal yang sama dari yang dilihatnya , barulah kita menyebut sebagai raja gundala. Bukan mengada ada maupun dipaksakan sama.

Merdhah :
Ada juga pamor yang diolah lagi , artinya terjadi mis product  antara lain pamor yang nerjang landep, pegat waja , dan pamor yang memilki gambaran buruk , seperti pamor tundhung , endhas baya , dan lain lain. Hanya sayang sekarang banyak yang tidak mau mendaur ulang, bahkan memanfaatkan ketidaktahuan orang  kemudian ditawarkan ke orang dibumbui dengan cerita misteri agar laku.

Sebul :
Sebentar kang, sebenarnya fungsi pamor itu apasih ? mengapa sulit dicari informasinya ?



Merdhah :
Inilah yang membedakan budaya tosan aji dengan industri senjata yang lain. Bila senjata dibuat dengan bahan baja murni maka akan mudah patah. Sedangkan bila besi saja akan kuat tetapi majal , disinilah letak seni penempaannya dengan bahan pamor yang berlapis lapis kemudian akan nampak bagian keindahannya , belum lagi macam – macam ricikan yang semakin meningkatkan kualitas seninya.

 Sengut :
Bagaimana dengan keris kodian tetapi sandangannya mubyar bahkan ditretes berilan , atau keris kodian kemudian oleh pemiliknya disrasah emas sembilan bagian bahkan adapula keris pesanan pande kemudian dibuat kinatah kamarogan,  itu juga meningkatkan kualitas keris ?

Merdhah :
Kalau disimpan untuk pelestarian tidaklah mengapa , tetapi kalau untuk mempengaruhi orang lain dengan maksud tertentu , terutama dalam meninggikan harga keris, jelas kurang etis.

Palet :
Pamor jenis apa yang paling bagus ?

Sebul :
Tergantung dari kuantitas maupun kualitas  penggarapan pamor itu , dan disesuaikan dengan cita – cita pemesannya,  dan kalau keris lama yang mengalami estafet generasi puluhan kali juga akan melihat keutuhannya. Semakin jarang kita jumpai jenis pamor tertentu karena sulit penggarapannya biasanya akan bagus efeknya.


Palet :
Orang yang suka pamer pusaka kalau ada pameran budaya itu bagaimana ? kok kelihatannya bersaing dalam srasahan emas ?

Sebul :
Ada bagusnya jor joran kinatah , berarti penggemar tosan aji itu memberikan apresiasi kepada masyarakat bahwa mereka benar benar menikmati dari adiluhungnya sebuah karya budaya, yang aku kurang setujui kalau orang pameran tosan aji tetapi dengan tujuan komersial. Menurutku lebih baik kalau mereka membuka galeri yang mengkhususkan bursa tosan aji. Keris yang bagus belum tentu kinatah kamarogan, Coba saja kita lihat pusaka kraton KK Bontit dan KK Jaka Piturun kelihatannya diberi hiasan sederhana panji wilis pada gandhiknya , meskipun berpendhok emas.


Palet hanya  menahan liurnya yang hampir jatuh setelah terbayang pendhok emas yang mendekati tiga ons itu kalau dihitung  berapa banyak uang ?  Indah memang , mahal  tentunya. Dan akhirnya sang air liur pun membanjir menerjang gigi gingsul nya  kemudian ngeces ... ces ... ces.

 oo0oo
model pamor

pamor

model pamor

model pamor
model pamor


Thursday, March 22, 2012

Cerita 7, Boleh ....


Boleh Dan Tidak Boleh




   Giliran yang sama anak – anak pun berdiskusi , berhubung tanpa moderator dan agenda sidang yang jelas , so pasti ribut dan eyel - eyelan untuk mendapatkan predikat  the best. Manfaat yang didapat sudah bergeser dari angan – angan mereka.

Sengut :
Boleh ikutan lihat pusaka yang kamu bawa , Dhi ? Warangkanya nganeh anehi , barang pinjaman ya ? Kelihatannya aku tahu pemiliknya.

Palet :
Pinjam kok main rebut , dan langsung diunus, tidak menghargai pemiliknya
apalagi main tuduh yang nggak – nggak. Sopan dong !

Sengut :
Lha ini kan dulu pernah dibawa temanku dan katanya kepunyaannya yang mau dimaharkan, dan aku sempat menawarnya. Aku dibilang tidak sopan memang dimana kekeliruanku ? Toh tidak ada aturan tertulis tentang melihat keris orang.

Sebul :
Biasa , Kang Sengut ... dulu juga ngenyek keris kesayanganku dengan mencela sana – sini.

Merdhah :
Ada normanya dalam pergaulan masyarakat tentang tosan aji yang dilanggar oleh Kang Sengut dalam memperlakukan pusaka orang dengar ya :

Pertama :  Meminjam keris hendaklah dengan ijin pemiliknya, dan diterima
                 dan diserahkan dengan menggunakan kedua tangan serta
                 berhadapan.
Kedua    :  Keris haruslah dilolos dengan tangan kanan memegang ukiran ,
                  tangan kiri menarik warangka sampai seluruh bilah terlihat, baru
                  bisa di perhatikan ricikan dan lain lainnya.  Untuk mengembali-
                  kannya dilakukan hal yang sama, dalam proses berbalik. Menarik
                  bilah dengan tangan kanan sementara warangka diam tidak dige-
                  rakkan namanya ngunus keris mau mengajak berkelahi.
Ketiga    :  Jangan memberikan penilaian apapun terhadap keris orang lain
                  Kecuali bila diminta oleh pemiliknya.

Nah coba praktekkan saja dari cara menerima sampai nglolos pusaka akan tampak serasi dalam melanjutkan pembicaraan !

Sengut :
Oke maaf dech , begini betul nggak ? Rasanya kok wagu ya, lebih gagah kalau nglolosnya kayak para samurai di pilem Jepang.

Sebul :
Lha sampeyan mau ngajak gelut aku apa ? Kok malah ujungnya di acung – acungkan ke muka saya, risih tahu ?

Sengut :
Waloah, salah lagi . Oke ujungnya aku pegang dengan jari telunjuk dan jempol kiri tangan kanan tetep pegang pada ukiran, trus mata mendelik mengamati, bener kan ? Trus untuk mendengar bunyinya bagaimana ?

Palet :
Tak balang sandhal sisan , itu keris bukan ringtone , kok saya ngawur ! pakai dithinthing memangnya sampeyan tukang laras gamelan wong kelihatannya telinga sampeyan wis rada kurang.

 Sengut :
Wadhuuh , sewot ya wis mangga tak aturke meneh , begini betul kan ?

Merdhah :
Nah , coba praktekan yang benar, dengan begitu kita menunjukkan penghargaan kita terhadap pemiliknya !

Sebul :
Wah,  kemarin Kang Sengut baru saja membeli warangka baru sunggingan alas alasan dengan dasar putih, itu untuk para raja kan  ?

Merdhah :
Benar dan banyak yang menjadi wewaler , contohnya warangka timaha bosokan, pendhok tretes rinaja warna, kemalo merah adan banyak lagi. Kalau sudah diingatkan begini masih juga ndableg memakainya pasti akan ada panyaruwe dari orang lain dan kalu itu di depan khalayak , kok sungguh memalukan.


Sengut pun clula – clulu pura – pura tidak memperhatikan kalimat yang terakhir. Entah malu atau tidak punya malu, dan kita hanya bisa gedheg , gedheg, ... gedheg.

oo0oo