Friday, March 23, 2012

Cerita 8 , Pamor ....


 Pamor  Dan  Pamer Pamor


Sungguh pemandangan yang mengherankan, suatu malam empat orang yang  setengah tua  dan tidak menyadari bahwa telah memiliki banyak anak. Mereka berunding untuk menelaah tosan aji yang mereka bawa, dan tempatnya tidak lazim yakni di cakruk ( pos jaga malam ) sambil menunggu giliran keliling kampung.  ribut jelas terjadi sebab berawal dengan bayangan pemikiran masing masing yang dipaksakan untuk diakui. Dan tidak ada penengah yang kompeten. Adanya adu keras suara agar tambah hot,  ada yang meyakinkan bahwa kepunyaanya yang paling bagus dan tersohor. Seperti apa ya ?

Palet :
 Ini aku bawakan tombak karya Empu Supa pamornya pedaringan kebak dan ada  udan mas tibannya , ini baru pantas dipusakakan. Mau dibandingkan dengan tombak Sengut boleh saja , kepunyaan dia kan menang besar saja, lajer dan pamornya tidak jelas pesinya mulus banget. Itu kan baru dibeli dari kaki lima dan asal mulanya  tidak meyakinkan.

 Sengut :
Cari maksiat ? Biarpun aku sering melakukan kesalahan dalam etika tosan aji, tapi kali ini kamu yang keliru ! Memang saya akui ini tombak baru tapi digarap oleh Mpu masa kini ya jelas masih mulus dan aku memang pesan dengan menggunakan pakem yang benar dan pamor yang digarap rapi. Ini tombak naga penganten saya memesan dengan meniru milik kolektor top nasional dan sudah seijin beliau , sehingga Sang Empu berkenan mengerjakan bahkan pamornya dibuat lar gangsir yang susah untuk pengerjaannya. Yang kedua aku tidak mau mencari cacat tombak pusakamu yang aku sayangkan hanyalah sikap cerobohmu dalam mempusakakan tosan aji, lihat saja kebetulan aku juga membawa tombak dengan dapur yang sama , kelihatannya besarnya sebanding tapi perhatikan, luk nya ada tiga belas sedangkan kepunyaanmu tinggal sebelas, terus methukmu juga sudah hilang, herannya kamu mau , dan bodohnya kamu percaya kepada pedagang keris dengan membabi buta , sehingga percaya saja kalau itu dikatakan dari Empu top. Padahal sudah banyak bukti bahwa karya Mpu Supa itu bukan produk massal, bahkan penggarapannya juga tidak ceroboh. Hanya dengan modal hafal cerita pedagang , kamu mau pamer kepandaian ? malu dong !

Sebul :
Jeralah kamu , Kang Palet ? Sekarang Sengut sudah mau belajar sehingga tiba tiba bisa mengutarakan kebenaran , lain dari kebiasaannya yang pembohong.

Palet :
Haiyah , itu kan karena kermasukan setan ahli , sehingga dia bisa berkilah  seperti itu !

Merdhah :
Soal ilmu eksoteri tidak membutuhkan ritual kemasukan , cobalah berani mengakui kekurangan diri sendiri . Kalau tidak mau belajar ya tertinggal oleh yang lainnya , ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi . Meskipun kita bisa membandingkan bahwa jaman dulu serba terbatas , seorang Mpu harus memilah pasir besi sendiri , mengumpulkan kayu bakar yang nyalanya stabil terus mencari penempa yang mau berkarya sambil puasa dan diajak bersusah payah belajar , sehingga terjadi learning by doing bagi para panjak. Belum lagi untuk mendapatkan bahan pamor, biasanya mereka menggunakan bahan dari batu meteor dengan memisahkan unsur nikel , dan titanium dari unsur mineral non logam  lain , kalau jaman sekarang sudah ada tambang nikel secara khusus sehingga sudah pantas kalau tosan aji karya saat ini lebih kaya pamor . Sehingga dapat ditandai tangguh jaman tertentu dengan melihat komposisi pamor dan blak secara umum.

Palet :
Bukankah menyelamatkan karya Mpu jaman dahulu juga merupakan usaha pelestarian budaya ? Dan aku juga punya yang pamornya hanya ada di bungkul, bagian lain tidak.

Merdhah ;
Benar, tapi jangan mempengaruhi orang bahwa keris itu buatan Mpu tertentu seperti cerita penjual keris, kita bedakan antara gosip dengan pendekatan generalisasi estimasi darimana asal keris. Sedangkan kerismu itu namanya berpamor triman artinya dibuat dalam kondisi persediaan pamor yang minim, tetapi ada juga yang karena aus pada bilah atasnya sehingga hanya tinggal di bagian bawah.

Sebul :
kepunyaanku ada pamor yang berbeda pada setiap sisi bilahnya. Ini yang dapur Sengkelat pamor depannya blarak sineret sedangkan bilah sebaliknya berpamor ron genderu. Sementara yang lain berdapur Jalak sangu tumpeng dengan sisi bilah depan tanpa sogokan sedangkan di baliknya ada sogokan rangkap, jadi kalau dihadapkan kekiri berdapur jalak sangu tumpeng tapi kalau dihadapkan ke kanan berdapur apa ya ?

Merdhah :
Coba aku ikut melihat ! Aku pakai kaca pembesar ya ! Waah ... tingkat ausnya pada sogokan dengan bagian yang lain kok sangat berbeda, maaf agaknya keris ini sudah diubah satu sisi. Dan kalau kita memakai prinsip bahwa keris dibuat dalam satu dhapur , maka keris dengan dua identitas agak jauh dari pakem . Sedangkan keris sengkelatmu ini memang langka pamornya , namanya tangkis dan itu masih ada pakemnya.

Sengut :
Lha itu ada pamor yang muncul  satu titik dan lebih mengkilat itu apa ? Ceblokan baru ya ?


Merdhah :
Pamor ceblokan memang disusulkan tetapi berwujud pola tertentu atau lambang tertentu yang sengaja dipesan oleh pemiliknya, adapun bagian pamor yang nampak lebih mengkilat itu disebut munggul pamor , terjadi karena kerasnya bahan pamor ketika ditempa dan tidak menggabung pada besi dan pamor yang lain sehingga terlihat nengil begitu sementara bahan di sekelilingnya sudah aus termakan usia .

Sebul :
Jadi pamor itu ada yang direncanakan dan ada yang tidak ? Seperti kepunyaan Kang Palet yang katanya ada pamor tiban, kemudian munggul pamor sedangkan pamor rekan seperti pada sengkelatku.

Sengut :
Ya memang ada yang disebut anukarta dan jewalana, namun dari segi teknik ada yang dinamakan pamor mlumah seperti pedaringan kebak, udan mas dan yang bulat bulat lainnya, sedangkan pamor miring seperti irisan contohnya adeg, mrambut, ujung gunung, abala raja, lar gangsir, jarot asem, blarak sineret, naga rangsang , dan lain lainnya.

Palet :
Lha kalau yang namanya raja gundala itu apa seperti ini ? di bagian sor-soran keris ini ada gambar mirip Mchael Jackson , nih lihat hebatkan, ternyata kerisku sudah go public.

 Sebul :
Wah , penyakit sok nya Sengut berpindah ke Kang Palet, setahuku yang namanya pamor raja gundala itu menunjuk gambaran yang jelas tentang hewan maupun sosok manusia , syaratnya tiban, dan cara melihatnya bukan  dengan mempengaruhi orang lain. Coba saja kalau  seratus orang disuruh melihat tanpa diembel - embeli cerita dari pemiliknya, kemudian setiap orang tersebut mengatakan hal yang sama dari yang dilihatnya , barulah kita menyebut sebagai raja gundala. Bukan mengada ada maupun dipaksakan sama.

Merdhah :
Ada juga pamor yang diolah lagi , artinya terjadi mis product  antara lain pamor yang nerjang landep, pegat waja , dan pamor yang memilki gambaran buruk , seperti pamor tundhung , endhas baya , dan lain lain. Hanya sayang sekarang banyak yang tidak mau mendaur ulang, bahkan memanfaatkan ketidaktahuan orang  kemudian ditawarkan ke orang dibumbui dengan cerita misteri agar laku.

Sebul :
Sebentar kang, sebenarnya fungsi pamor itu apasih ? mengapa sulit dicari informasinya ?



Merdhah :
Inilah yang membedakan budaya tosan aji dengan industri senjata yang lain. Bila senjata dibuat dengan bahan baja murni maka akan mudah patah. Sedangkan bila besi saja akan kuat tetapi majal , disinilah letak seni penempaannya dengan bahan pamor yang berlapis lapis kemudian akan nampak bagian keindahannya , belum lagi macam – macam ricikan yang semakin meningkatkan kualitas seninya.

 Sengut :
Bagaimana dengan keris kodian tetapi sandangannya mubyar bahkan ditretes berilan , atau keris kodian kemudian oleh pemiliknya disrasah emas sembilan bagian bahkan adapula keris pesanan pande kemudian dibuat kinatah kamarogan,  itu juga meningkatkan kualitas keris ?

Merdhah :
Kalau disimpan untuk pelestarian tidaklah mengapa , tetapi kalau untuk mempengaruhi orang lain dengan maksud tertentu , terutama dalam meninggikan harga keris, jelas kurang etis.

Palet :
Pamor jenis apa yang paling bagus ?

Sebul :
Tergantung dari kuantitas maupun kualitas  penggarapan pamor itu , dan disesuaikan dengan cita – cita pemesannya,  dan kalau keris lama yang mengalami estafet generasi puluhan kali juga akan melihat keutuhannya. Semakin jarang kita jumpai jenis pamor tertentu karena sulit penggarapannya biasanya akan bagus efeknya.


Palet :
Orang yang suka pamer pusaka kalau ada pameran budaya itu bagaimana ? kok kelihatannya bersaing dalam srasahan emas ?

Sebul :
Ada bagusnya jor joran kinatah , berarti penggemar tosan aji itu memberikan apresiasi kepada masyarakat bahwa mereka benar benar menikmati dari adiluhungnya sebuah karya budaya, yang aku kurang setujui kalau orang pameran tosan aji tetapi dengan tujuan komersial. Menurutku lebih baik kalau mereka membuka galeri yang mengkhususkan bursa tosan aji. Keris yang bagus belum tentu kinatah kamarogan, Coba saja kita lihat pusaka kraton KK Bontit dan KK Jaka Piturun kelihatannya diberi hiasan sederhana panji wilis pada gandhiknya , meskipun berpendhok emas.


Palet hanya  menahan liurnya yang hampir jatuh setelah terbayang pendhok emas yang mendekati tiga ons itu kalau dihitung  berapa banyak uang ?  Indah memang , mahal  tentunya. Dan akhirnya sang air liur pun membanjir menerjang gigi gingsul nya  kemudian ngeces ... ces ... ces.

 oo0oo
model pamor

pamor

model pamor

model pamor
model pamor