Wanti
Wanti *
Maaf! Anda dilarang membaca, menyalin , menyadur
dan atau memfotocopy sebagian dan atau keseluruhan buku ini, apalagi mempercayai !
Sebab efek terhadap diri anda, dan atau orang lain dengan
gejala semakin bingung , tersesatkan, bahkan merasa direndahkan oleh tulisan ini penulis anjurkan berhenti membaca sampai di
sini !
Anda masih nekad ? Tanggung sendiri resikonya!
Sebab buku ini berisi angan- angan dan
obrolan awam dan fiktif tentang tosan aji dalam versi jurnal seingat dan
sekehendak gue sebagai sarana ngudhal rasa sekaligus introspeksi, tentunya tidak bermaksud menyalahkan apalagi
menghujat .
Penokohannya menggunakan
panakawan dengan teknik lintas sejarah amburadul, mengenai waktu dan tempat
tidak sesuai dengan sejarah manapun.
Berkisah tentang tokoh tua dan mapan ilmu kebatinannya kita
sebut Tualen Bijak diikuti
anaknya Merdhah Wah yang cerdik , sedangkan
elit lainnya adalah keluarga Delam Ampun
yang tak pernah merasa berdosa,
disertai sang putra Sengut Resek yang perilakunya hmmm
... begitulah!
Sementara kru yang lain Sebul Bul si cuek menjengkelkan ,
ditambah Palet Sendu si pesimistis yang takut
akan kehidupan esok hari.
Konon mereka masih ada
hubungan kerabat.
Yang bisa kita pungut dari
serpihan dialog mereka adalah adanya kemauan mengikuti arus dan meramaikan
iklim ngleluri budaya leluhur.
Bila anda terprovokasi dan
tidak nyaman dengan tulisan ini berarti anda masih butuh belajar membaca , maka saya ingatkan
untuk mengkaji ulang paragraf pertama
dan bagian catatan di bawah !
Disadari banyak ngawurnya dalam penulisan buku
ini, maka kritik, saran , dan masukan
dari pembaca kami abaikan ! Sebab penulis yakin anda bisa membuahkan karya
yang lebih baik daripada ini.
Akhir kata bila anda percaya
sungguhlah kelewatan . Nuwun !
Penulis
* Untuk ditaati oleh pembaca dan dianggap telah
menyetujui secara formal dalam hukum dengan konsekuensi bersedia untuk dituntut