Sengut’s Declaration of Him Self Independence Value
Suasana pesta yang diselenggarakan sungguh meriah , Sengut dengan multi
fungsinya yakni ketua panitia, seksi publikasi merangkap konsumsi , kepala
urusan distribusi plus penertiban ,dan sekaligus waiters, sibuk melayani undangan
yang sudah menantikan kiprah kerjanya. Suara para hadirin yang kleset – kleset
merapat terdengar nyaman ditelinga,
belum ada vokal yang serak becek maupun lengkingan satu pun, agaknya wibawa
tuan rumah membuat mereka segan. Dalam kesempatan pagi itu terjadilah wara –
wara yang diawali tabuhan bendhe dhung … dhung , dhueng … dan tercetuslah monolog
dari Sang tokoh.
Sengut :
Attention please ! Thank you for your coming, and now I have some
declaration that you can listening , and this is my way of live to make the
keris has been on every time .
Tidak ada aplaus dari siapapun para audien hanya manthuk – manthuk tapi
banyak yang gedheg , melihat gelagat kurang mendukung ini, Sang Pengundang ini
mengubah strategi dan tata bahasanya dirapikan lebih sederhana , dan miulai
dikurangi bagian – bagian yang agak sulit dibaca dengan harapan ada tanggapan
serius sekalian menaikkan rating acara kalau nanti diliput media elektronik kan
biasa menjadi acara rutin harian , bahkan kejar tayang. Caileeee….. !
Sengut :
Nuwun , kula ambali malih ,
Wonten ing mriki kula badhe ambiawaraaken babagan punapa ingkang sak punika
dados ayahan kula pramila ....
Hilang lagi suara Sengut
setelah mengetahui bahwa tamunya sudah tidak memperhatikan , melainkan hanya
mentheleng pada apa yang dibawanya, yaitu makanan. Dan sudah sampai pada ulah
mereka berdesak – desakan maka grrrrr
..... ! dengan geram ala knalpot traktor yang habis ngadat , diperkeraslah
suaranya dan terdengar parau teriakan berang Sang Tokoh, tanpa teks dan spontan beginilah bunyinya :
Hoii .... dengar ya ! mulai
detik ini saya mau menyampaikan ikrar kebulatan tekad bagi kesetiaan sebagai
insan pemerhati budaya bangsa, maka dengan rasa bangga bercampur haru , saya
yang baik budi , pemurah ,dan pemaaf ini bersungguh- sungguh dan sepenuh hati berjanji
:
* Pertama bahwa saya tidak lagi membahas klenik
yang dikaitkan dengan tosan aji , kecuali yang diajak bicara mereka yang mengasyikkan
untuk dikibuli.
* Kedua bahwa saya akan mempelajari eksoteri keris dengan saksama
tidak dengan maksud mencari moncernya milik pribadi kecuali dengan yang mau
dibohongi habis – habisan.
* Ketiga bahwa saya tidak akan melirik untuk mengembangkan keinginan
memiliki tosan aji milik orang lain secara gratisan kecuali mereka yang
bersedia untuk diakali entek – entekan.
* Keempat bahwa saya tidak akan nganeh - anehi secara lisan , tulisan
, dan perilaku , kecuali kepada mereka yang belum lulus dari RSJ.
* Kelima bahwa saya akan memendam perasaan, membatasi bantahan atas
kritikan bagi kebaikan saya dan berusaha untuk mengikuti etika , kecuali kepada
mereka yang hilang kesadarannya.
* Keenam bahwa saya akan berusaha menegaskan prinsip sebagai
pelestari tosan aji , kecuali bagi mereka yang suka ikut – ikutan untuk diombang-ambingkan.
* Ketujuh bahwa saya akan segera kembali kepada
prinsip profesi dan hobi saya dengan menghindari bisikan tak menentu kecuali
dalam nglindur dan mimpi saya di siang bolong.
* Kedelapan bahwa saya tidak lagi menyimpan , mempublikasikan, dan
atau mengomongkan koleksi tosan aji yang saya peroleh dari ketidak ikhlasan orang
lain maupun dari pemaksaan kehendak orang lain kecuali kepada orang teler kesiangan.
* Kesembilan bahwa saya akan senantiasa hanya melaksanakan
keseluruhan dari pernyataan ini secara sadar tanpa paksaan dari pihak manapun
di hadapan mereka yang mendengar langsung dari pernyataan kebulatan tekad , niat
baik, dan perbuatan saya ini , sedangkan yang lainnya ya suka – suka saya dong ..!
Belum usai pengikraran tersebut sudah ada selebrites
yang mulai mengendus bawaan Den Sengut dan terpelantinglah beliau sehingga
wadah kudapan terlempar ke atas dan bubarlah isinya , hal ini disambut sebagai
pembuka hidangan, ributlah para hadirin , pasca pembagian kudapan dan menu
utama pun dihidangkan , sedikit berebut dan dengusan sebagai upaya untuk
mendapatkan jatah yang lebih banyak. Suara riuh barsahutan mbeek ... mooh ...
dan petok – petok. Agaknya pada peristiwa pagi itu Sengut harus mengurus 22
ekor sapi , 9 ekor kerbau 19 ekor kambing, dan 65 ekor ayam, milik Bapak
Delam.
Sempat sempatnya ...!
oo0oo