Wednesday, March 21, 2012

Cerita 5 , SDHSIV.....


Sengut’s Declaration of Him Self Independence Value



Suasana pesta yang diselenggarakan sungguh meriah , Sengut dengan multi fungsinya yakni ketua panitia, seksi publikasi merangkap konsumsi , kepala urusan distribusi plus penertiban ,dan sekaligus waiters, sibuk melayani undangan yang sudah menantikan kiprah kerjanya. Suara para hadirin yang kleset – kleset merapat  terdengar nyaman ditelinga, belum ada vokal yang serak becek maupun lengkingan satu pun, agaknya wibawa tuan rumah membuat mereka segan. Dalam kesempatan pagi itu terjadilah wara – wara yang diawali tabuhan bendhe dhung … dhung , dhueng … dan tercetuslah monolog dari Sang tokoh.

Sengut :
Attention please ! Thank you for your coming, and now I have some declaration that you can listening , and this is my way of live to make the keris has been on every time .

Tidak ada aplaus dari siapapun para audien hanya manthuk – manthuk tapi banyak yang gedheg , melihat gelagat kurang mendukung ini, Sang Pengundang ini mengubah strategi dan tata bahasanya dirapikan lebih sederhana , dan miulai dikurangi bagian – bagian yang agak sulit dibaca dengan harapan ada tanggapan serius sekalian menaikkan rating acara kalau nanti diliput media elektronik kan biasa menjadi acara rutin harian , bahkan kejar tayang. Caileeee….. !

Sengut :
Nuwun , kula ambali malih , Wonten ing mriki kula badhe ambiawaraaken babagan punapa ingkang sak punika dados ayahan kula pramila ....

Hilang lagi suara Sengut setelah mengetahui bahwa tamunya sudah tidak memperhatikan , melainkan hanya mentheleng pada apa yang dibawanya, yaitu makanan. Dan sudah sampai pada ulah mereka berdesak – desakan maka  grrrrr ..... ! dengan geram ala knalpot traktor yang habis ngadat , diperkeraslah suaranya dan terdengar parau teriakan berang Sang Tokoh,  tanpa teks dan spontan beginilah bunyinya :

Hoii .... dengar ya ! mulai detik ini saya mau menyampaikan ikrar kebulatan tekad bagi kesetiaan sebagai insan pemerhati budaya bangsa, maka dengan rasa bangga bercampur haru , saya yang baik budi , pemurah ,dan pemaaf ini bersungguh- sungguh dan sepenuh hati berjanji :

* Pertama bahwa saya tidak lagi membahas klenik yang dikaitkan dengan tosan aji , kecuali yang diajak bicara mereka yang mengasyikkan untuk dikibuli.
* Kedua bahwa saya akan mempelajari eksoteri keris dengan saksama tidak dengan maksud mencari moncernya milik pribadi kecuali dengan yang mau dibohongi habis – habisan.
* Ketiga bahwa saya tidak akan melirik untuk mengembangkan keinginan memiliki tosan aji milik orang lain secara gratisan kecuali mereka yang bersedia untuk diakali entek – entekan.
* Keempat bahwa saya tidak akan nganeh - anehi secara lisan , tulisan , dan perilaku , kecuali kepada mereka yang belum lulus dari RSJ.
* Kelima bahwa saya akan memendam perasaan, membatasi bantahan atas kritikan bagi kebaikan saya dan berusaha untuk mengikuti etika , kecuali kepada mereka yang hilang kesadarannya.
* Keenam bahwa saya akan berusaha menegaskan prinsip sebagai pelestari tosan aji , kecuali bagi mereka yang suka ikut – ikutan untuk diombang-ambingkan.
* Ketujuh bahwa saya akan segera kembali kepada prinsip profesi dan hobi saya dengan menghindari bisikan tak menentu kecuali dalam nglindur dan mimpi saya di siang bolong.
* Kedelapan bahwa saya tidak lagi menyimpan , mempublikasikan, dan atau mengomongkan koleksi tosan aji yang saya peroleh dari ketidak ikhlasan orang lain maupun dari pemaksaan kehendak orang lain kecuali kepada orang  teler kesiangan.
* Kesembilan bahwa saya akan senantiasa hanya melaksanakan keseluruhan dari pernyataan ini secara sadar tanpa paksaan dari pihak manapun di hadapan mereka yang mendengar langsung dari pernyataan kebulatan tekad , niat baik, dan perbuatan saya ini , sedangkan yang lainnya ya suka – suka saya dong ..!

 Belum usai pengikraran tersebut sudah ada selebrites yang mulai mengendus bawaan Den Sengut dan terpelantinglah beliau sehingga wadah kudapan terlempar ke atas dan bubarlah isinya , hal ini disambut sebagai pembuka hidangan, ributlah para hadirin , pasca pembagian kudapan dan menu utama pun dihidangkan , sedikit berebut dan dengusan sebagai upaya untuk mendapatkan jatah yang lebih banyak. Suara riuh barsahutan mbeek ... mooh ... dan petok – petok. Agaknya pada peristiwa pagi itu Sengut harus mengurus 22 ekor sapi , 9 ekor kerbau 19 ekor kambing, dan 65 ekor ayam, milik Bapak Delam. 
Sempat sempatnya ...!

oo0oo